[Review] Sagara Capital

Pada bulan November 2017, Sagara Bootmaker mengadakan campaign Operation Skull and Bombs. Adapun campaign tersebut merupakan kontes berbasis Instagram yang terbuka bagi para pemilik sepatu Sagara. Kontes tersebut dibagi menjadi dua kelompok: Warhorse di mana pada akhir kontes setiap peserta diharuskan berkumpul di suatu lokasi tertentu, dan Warbirds di mana pada akhir kontes setiap peserta berlomba menjawab pertanyaan pada suatu website. Hadiah utama untuk kelompok Warhorse adalah Limited Sagara Civilian Boondockers, kemudian untuk kelompok Warbirds adalah Voucher Made-To-Order (MTO) senilai Rp2.500.000. Saya mengikuti kontes tersebut di kelompok Warbirds dan puji syukur saya berhasil memenangkan hadiah utamanya.

Voucher tersebut saya gunakan untuk memesan artikel Capital (Longwing). Saya sudah cukup lama mengidamkan model Longwing karena menurut saya model tersebut mempunyai karakteristik yang unik karena dekorasi broguing di seluruh sepatu. Selain itu, menurut saya desain Longwing yang Sagara kembangkan sangatlah menarik.

Spesifikasi

• Artikel: Capital (Longwing Derby/Blucher)
• Last: Louis
• Ukuran: 39D
• Upper: Oak/Brown Butter Calf (Cowhide?)
• Eyelets: 5 hidden eyelets
• Konstruksi: Stormwelt 360
• Sol: Single Midsole + Sagara Nitrile Sole & Heel
• Edge Trim: Antique Brown

Sagara Capital, Oak Butter Calf

Pemesanan/Komunikasi

Saya menghubungi pihak Sagara pada tanggal 9 Desember 2017 di event denim tahunan terbesar di Asia Tenggara yaitu Wall of Fades, di mana Sagara berkesempatan untuk membuka booth. Saya bertemu secara langsung dengan pemilik Sagara yaitu Bagus Satrio Wicaksono. Sebelum memesan saya cukup banyak bertanya kepada Mas Bagus soal beberapa hal di antaranya last Louis serta kulit upper butter calf, di mana Mas Bagus menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan info yang cukup mendetil. Setelah itu Mas Bagus mencatat dan melakukan finalisasi terhadap spesifikasi sepatu saya. Pada akhirnya, sepatu saya selesai pada akhir Januari 2018, sehingga total waktu pengerjaan adalah 7 minggu (sudah termasuk libur akhir tahun).

Kualitas

Saya memilih untuk mengeksekusi model Capital yaitu Longwing Blucher, dengan last Louis yang merupakan modifikasi dari last Mark Sagara. Capital memiliki desain longwing atau American Brogue, di mana dekorasi broguing membentuk huruf W atau M di bagian toe dan “sayap”-nya memanjang sampai ke bagian heel. Last Louis sendiri menurut saya agak bulky, cukup sederhana dan enak dilihat, namun tidak memiliki karakteristik yang menonjol seperti waist yang melengkung atau bagian tumit yang sexy. Memang pada dasarnya last Louis ini bukanlah last yang dressy. Sagara berhasil menciptakan pattern upper yang proporsional terhadap last Louis di mana satu hal yang sangat menarik bagi saya adalah pola medallion yang terdapat di bagian toe.

Profil samping

Profil belakang

Kulit upper yang digunakan adalah tipe kulit Nappa di mana kulit disamak secara kimiawi (chrome-tanned) dan menghasilkan permukaan yang mulus tanpa efek pull-up. Kulit Oak Butter Calf dari Sagara menurut saya memiliki permukaan yang halus, grain yang padat, warna yang elegan, dan tingkat ketebalan yang lebih tipis jika dibandingkan dengan kulit pull-up Sagara. Hal yang paling saya sukai dari kulit ini adalah kulit dapat menerima semir (cream dan wax) dengan sangat baik sehingga mudah untuk dibikin mengkilap dalam waktu yang cukup singkat. Sayangnya ada sedikit loose grain di bagian quarter, namun bagi saya hal ini bukanlah masalah signifikan.

Kulit nappa yang lembut menjadi salah satu daya tarik utama dari sepatu ini

Jahitan dan dekorasi broguing pada upper juga sangat rapi walaupun ada pola yang sedikit bengkok di bagian quarter.

sedikit loose grain di bawah eyelets, dan pola broguing yang sedikit melenceng

Untuk sepatu ini, saya memilih opsi 360 stormwelt dan sol nitrile Sagara karena ingin mereplikasi model gunboat (umumnya sepatu tipe derby dengan sol tebal dan stormwelt) yang menurut saya sangat cocok untuk dipakai secara kasual dan masih aman dipakai sesekali ke kantor. Perihal konstruksi, Sagara menghasilkan jahitan stormwelt yang sangat rapat dengan welt joint yang rapi.

Heel yang bulky, terlihat ada sedikit ketidakseimbangan antara heel kanan dan kiri

Welt Joint yang sangat rapi!

Saya memilih sol Sagara karena berdasarkan pengalaman saya dengan Regent Boots sebelumnya, sol ini memberikan traksi yang baik, serta tingkat ketahanan yang tinggi. Sebagai informasi, Sagara Regent sudah saya pakai untuk menerjang trotoar Jakarta, baik kering maupun basah, dan saya tidak pernah terpeleset sekalipun. 

Nitrile Sole

Fit

Pada saat pemesanan, saya bertanya kepada Mas Bagus soal perbedaan last Louis dan Mark. Perbedaan yang mendasar adalah last Louis lebih lancip di bagian toe dan lebih ramping di bagian heel. Sebagai info, kaki saya termasuk yang bervolume kecil atau tipis di mana pada artikel Regent Boots yang menggunakan last Mark kaki saya masih mempunyai ruang gerak di toe box, dan tumit yang longgar (tumit kaki pada sepatu boots tidak akan slip karena ada shaft yang menahan). Berdasarkan pengalaman tersebut, saya cukup yakin last Louis pada ukuran 39D akan cocok dengan kaki saya.

Kiri Louis, Kanan Mark

Terdapat perbedaan ketebalan sol. Sagara telah melakukan update terhadap nitrile sole sehingga menjadi lebih tebal dari sebelumnya.

Sayangnya pada saat pemakaian perdana, saya bisa mengatakan bahwa sepatu ini sedikit kebesaran bagi kaki saya di mana masih terdapat ruang antara punggung kaki saya dengan upper sepatu, serta bagian tumit yang longgar. Untuk mengatasi hal itu, saya membeli footbed tipis berbahan kain dari serat bambu di Tokopedia, dan mengencangkan ikatan tali sepatu sampai rapat. Hasilnya, fit secara keseluruhan membaik walaupun masih terdapat sedikit heel slip.

Fit pic dengan denim

Fit pic dengan celana bahan

Say hi to my Orient Bambino!

Layanan Purna Jual

Sagara memberikan garansi selama satu tahun untuk setiap sepatu yang dihasilkan dan juga menawarkan layanan resole apabila sol sudah aus. Sampai dengan saat ini, saya tidak menemui masalah pada sepatu saya sehingga harus dikirim kembali ke Sagara.

Kesimpulan

Rugged yet refined.

Menurut saya, kalimat tersebut adalah kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan sepatu ini.

Sepatu ini menjadi sepatu favorit saya dalam waktu yang cepat karena kualitasnya yang tinggi dan dapat dipadu dengan bermacam-macam pakaian. Satu hal yang paling saya sukai dari sepatu ini adalah kulitnya yang memiliki karakteristik dan kualitas yang baik walaupun merupakan kulit lokal (bukti bahwa kualitas kulit lokal Indonesia tidak kalah dengan kulit impor).

Sagara berhasil mengeksekusi sepatu yang memiliki desain menarik dan proporsional, kulit yang elok, serta konstruksi yang kuat. Walaupun saya mendapatkan sepatu ini secara gratis, Sagara tidak menurunkan standar kualitas sepatu yang dihasilkan. Kudos to Sagara!

Salam,

Adam R Sumadilaga